Awards Disway
HONDA

Jaksa Sebut Mantan Gubernur Bengkulu Rohidin Diduga Gunakan Ancaman Jabatan untuk Dapatkan Dana Pilkada

Jaksa Sebut Mantan Gubernur Bengkulu Rohidin Diduga Gunakan Ancaman Jabatan untuk Dapatkan Dana Pilkada

Sidang perdana mantan gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah--Nova/Rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Fakta mengejutkan terungkap dalam persidangan kasus dugaan korupsi yang menyeret nama mantan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. 

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Bengkulu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengungkap bahwa Rohidin diduga meminta sejumlah uang dari para Kepala Dinas (Kadis) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.

Permintaan tersebut berkaitan dengan pencalonan kembali Rohidin sebagai Gubernur Bengkulu dalam Pilkada Serentak 2024, di mana ia maju bersama pasangannya, Meriani. 

Para kepala dinas diminta untuk mengumpulkan dana dan menyerahkannya kepada ajudan Rohidin saat itu, Evriansyah.

BACA JUGA:Kuasa Hukum: Dugaan Pemerasan Terjadi Saat Rohidin Nonaktif, Bukan Gubernur Aktif

BACA JUGA:Pleno PSU Dimulai Serentak di Bengkulu Selatan, Penentuan Pemimpin Baru Semakin Dekat

"Uang tersebut diserahkan dengan ancaman akan dicopot dari jabatan jika tidak memenuhi permintaan," ungkap JPU Agus Subagya saat membacakan dakwaan di hadapan majelis hakim.

Menurut jaksa, jumlah uang yang diminta bervariasi, mulai dari sekitar Rp 50 juta hingga lebih dari Rp 200 juta. 

Sebagian besar kepala dinas mengaku terpaksa menyetor dana karena merasa tertekan oleh Rohidin yang diduga memberikan ancaman pencopotan jabatan.

Tidak hanya itu, Rohidin juga disebut menunjuk beberapa kepala dinas sebagai koordinator pemenangan dirinya di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. 

BACA JUGA:Segera Singkirkan! 7 Barang yang Harus Dibuang Sekarang Juga Agar Lingkungan Bersih

BACA JUGA:7 Tanda Pasanganmu Memiliki Komitmen Penuh dalam Hubungan

Penunjukan ini juga disertai dengan tekanan agar mereka turut terlibat, atau menghadapi risiko diberhentikan dari jabatan.

"Ancaman itu membuat mereka tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah, termasuk menyetor uang dan bekerja untuk pemenangan Rohidin,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait