HONDA

Tips Sukses Bertani Saat Musim Penghujan, Petani Ini Ajak Hindari Penggunaan Pupuk Mengandung Nitrogen Tinggi

Tips Sukses Bertani Saat Musim Penghujan, Petani Ini Ajak Hindari Penggunaan Pupuk Mengandung Nitrogen Tinggi

Tips Sukses Bertani Saat Musim Penghujan, Petani Ini Ajak Hindari Penggunaan Pupuk Mengandung Nitrogen Tinggi --Badri/RB

BENGKULU,RAKYATBENGKULU.COM - Musim hujan identik dengan musim tanam sayur-sayuran. Namun, banyak para petani salah dalam mengaplikasikan pupuk saat musim penghujan.

Umumnya, petani setelah melakukan penanaman ke lahan pertanian, tetap menggunakan pupuk yang mengandung nitrogen tinggi atau unsur hara N pada musim penghujan. Sehingga tingkat keasaman tanah naik dan pH tanah tidak seimbang.

Menurut Hamzah (34) seorang Petani di Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, para petani harus atau wajib menghindari penggunaan pupuk kimia dengan unsur N tinggi pada saat musim penghujan.

Sebab ini akan memicu pH tanah tidak seimbang dan membuat tanaman sayuran rentan terserang penyakit layu fusarium, busuk akar hingga ke busuk batang maupun daun.

BACA JUGA:Geruduk Kantor Bupati Kaur, Ratusan Petani Sawit Gelar Aksi Damai

"Merawat tanaman pada musim hujan tentu harus memperhatikan penggunaan pupuk kimia apalagi yang mengandung unsur hara N tinggi atau nitrogen dan lebih disarankan banyak menggunakan pupuk kandang fermentasi dalam merawat tanaman sayur-sayuran," ungkap Hamzah. 

Disebutkan Hamzah, jika para petani memang mewajibkan menggunakan pupuk kimia pada tanamannya, maka pilihlah pupuk kimia yang unsur N lebih rendah dibandingkan dengan unsur phospat dan kalium. Seperti produk Ultradap dari Pak Tani, phonska subsidi, NPK 15-15-15 atau NPK 16-16-16.

"Saat pembuatan lahan atau pada saat memberikan pupuk kimia dasaran NPK lebih disarankan ditambahkan dengan pupuk phospat tunggal dan kalium tunggal serta kapur pertanian lebih banyak daripada mengolah lahan pertanian musim kemarau, begitu juga saat perawatan disarankan menggunakan pupuk yang unsur N lebih rendah dan untuk keamanan lebih baik menggunakan pupuk kandang fermentasi saja," papar Hamzah.

Dinilai, penggunaan pupuk kandang fermentasi ini jauh lebih baik daripada pupuk kimia karena bersifat biologis alami dan tidak membahayakan tanaman sayuran jika digunakan karena organik.

BACA JUGA:Geger! Petani Rejang Lebong Temukan Diduga Jejak Harimau di Lahan Pertanian

"Jika penggunaan pupuk kimia berlebihan tentu juga akan mempengaruhi struktur biologis tanah dan mengganggu penyerapan nutrisi dari akar tamanan. Apalagi musim penghujan yang cendrung jamur patogen menjadi sumber penyakit busuk batang, buah maupun akar akan aktif kembali," ujarnya.

Sementara itu, untuk tanaman jipang atau labu siam jika tidak ditambahkan dengan kapur pertanian saat melakukan penanaman ketika musim hujan, akan rentan terhadap penyakit karena pH tanah tidak seimbang.

"Jika melakukan perawatan berupa pembuangan daun lebih disarankan pada pagi hari saat sinar matahari lagi bersinar, jika hari hujan disarankan tidak melakukan pembuangan daun sayur labu siam, begitu juga dengan perawatan tomat maupun jenis kacang-kacangan," demikian Hamzah.

BACA JUGA:Harga Sayuran Fluktuatif, Petani Diharapkan Menyiasati agar Tetap Menguntungkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: