HONDA

Siu Ban Ci, Dikenal Sebagai Bangsawan Muslim Tionghoa dan Penyebar Islam di Pulau Jawa

Siu Ban Ci, Dikenal Sebagai Bangsawan Muslim Tionghoa dan Penyebar Islam di Pulau Jawa

Dikenal sebagai bangsawan muslim Tionghoa dan penyebar Islam di Pulau Jawa, Siu Ban Ci merupakan ibu Raden Patah Sultan Demak pertama.--Bing.com/Hendri/Rakyatbengkulu.com

Berdasarkan Babad Tanah Jawi, perkawinan Siu Ban Ci dengan Prabu Brawijaya V ini bermula ketika Siu Tek yo menghadap Bhre Kertabhumi untuk meminta izin berdagang di wilayah Keling. 

Pada waktu itu Bhre Kertabumi (Brawijaya V) masih menjadi Raja Keling yang pada saat ini bagian dari wilayah Kediri yang merupakan bawahan kerajaan Majapahit.

BACA JUGA:Bukan dari Majapahit, Literatur Belanda Ungkap Asal Usul Orang Lebong dari Minangkabau

BACA JUGA:Misteri Sang Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, Pemimpin Bijaksana dari Keturunan Kerajaan Majapahit

Siu Tek Yo juga membawa hadiah kepada Bhre Kertabumi yang ditaruh di dalam peti, yang isinya ada batu giok dari Tiongkok, beberapa lembar kain sutra mahal, keramik Tiongkok, dupa asal Tiongkok, dan juga beberapa untai mutiara pilihan. 

Bhre Kertabhumi jatuh cinta pada pandangan yang pertama kepada putri Siu Tek Yo Siu Ban Ci, namun sang permaisuri Dewi Amarawati atau Putri Champa sempat bermuka dingin pertanda terbakar api cemburu.

Selanjutnya Siu Tek Yo dan putrinya lantas diminta untuk beristirahat di Puri Kanuruhan, padahal rombongan saudagar China itu hendak langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumah di Daha. 

Keesokkan harinya, Siu Tek Yo dipanggil untuk menghadap Bhre Kertabhumi, Sang Raja Keling tersebut meminta agar putrinya Siu Ban Ci menjadi garwa ampeyan atau istri selir.

BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa yang Didirikan Anak Raja Majapahit

BACA JUGA:Gayatri Rajapatni: Wanita di Balik Suksesnya Raja Majapahit, Kecantikannya Setara Ratu Cleopatra Mesir

Akhirnya Siu Ban Ci dibawa menghadap sang raja dengan tandu terbaik dari Puri Kanuruhan menuju Keraton Keling, Konon Siu Ban Ci ini merupakan selir Brawijaya yang sangat dicintai sehingga menimbulkan kemarahan yang besar dari permaisuri Dewi Amarawati Sang Putri Champa.

Berdasarkan Babad Tanah Jawi, ketika Siu Ban Ci hamil 3 bulan permaisuri Bhre Kertabhumi belum juga memiliki keturunan, Dewi Amarawati sang permaisuri meminta agar Bhre Kertabhumi menceraikannya.

Akhirnya Siu Ban Ci dititipkan kepada Arya Damar, yang merupakan adipati Palembang yang masih masuk wilayah kekuasaan Majapahit, karena disana, penduduk Tionghoa sangat banyak sehingga diharapkan Siu Ban Ci akan betah hidup di sana.

Adapun Arya Damar merupakan keturunan Jawa dan Tionghoa dengan nama asli Swan Liong, yang merupakan putra Raja Majapahit Bathara Prabu Wikramawardhana dengan seorang selir berdarah Tionghoa. 

BACA JUGA:Peristiwa Perang Bubat di Zaman Majapahit, Awal Mula Mitos Suku Sunda-Jawa yang Tidak Boleh Bersatu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: