HONDA

Bulog Kucurkan 300 Ton Beras Tiap Bulan di Rejang Lebong, HET Beras Medium SPHP Rp13.100/kg

Bulog Kucurkan 300 Ton Beras Tiap Bulan di Rejang Lebong, HET Beras Medium SPHP Rp13.100/kg

Bulog Kucurkan 300 Ton Beras Tiap Bulan di Rejang Lebong, HET Beras Medium SPHP Rp13.100/kg--badri/rakyatbengkulu.com

REJANGLEBONG, RAKYATBENGKULU.COM – Perum Bulog Cabang Rejang Lebong terus menjaga stabilitas pasokan dan harga beras dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium SPHP sebesar Rp13.100 per kilogram. 

Setiap bulan, Bulog mengucurkan hingga 300 ton beras untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Rejang Lebong.

BACA JUGA:Rincian APBN 2025: Rp950,26 miliar Mengalir ke APBD Bengkulu Selatan, Simak Alokasinya

BACA JUGA:Anggaran Rp1,2 Triliun dari APBN 2025 Masuk Bengkulu Utara, Berapa untuk Proyek Fisik?

Pimpinan Bulog Rejang Lebong, A Musalim Yudha, menyatakan bahwa harga beras medium di wilayah tersebut masih terkendali dan berada di bawah HET. 

"Dari pantauan bersama Dinas Ketahanan Pangan (DKP), harga beras di pasar tradisional berkisar Rp12.000 per kilogram, di bawah HET Provinsi Bengkulu sebesar Rp13.100 per kilogram," jelas Musalim.

BACA JUGA:Rp905,7 Miliar dari APBN 2025 ke Rejang Lebong: Ini Rincian Alokasinya untuk Proyek Fisik

BACA JUGA:Kota Bengkulu Dapat Rp919,09 Miliar dari APBN 2025: Ini Alokasi Proyek Fisik di APBD 2025

Ia juga menambahkan bahwa harga beras premium di Pasar Atas Curup berkisar antara Rp13.500 hingga Rp15.000 per kilogram. 

Penurunan penjualan beras SPHP baru-baru ini dipengaruhi oleh distribusi bantuan pangan beras untuk masyarakat serta masuknya pasokan beras dari Lampung dan Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Mukomuko Dapat Rp856,7 Miliar dari APBN 2025: Ini Alokasi Proyek Fisik di APBD 2025

BACA JUGA:APBN 2025: Rp823,07 Miliar Masuk Kaur, Cek Berapa yang Diberikan untuk Proyek Fisik

Bulog Rejang Lebong setiap bulan menyalurkan beras SPHP kepada 173 mitra di berbagai pasar dan warung lokal di seluruh kecamatan. 

"Penyaluran dilakukan sesuai permintaan dari mitra kami yang tersebar di pasar-pasar tradisional dan warung-warung," tambah Musalim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: