Sindikat Uang Mainan di Pasar Inpres, Polisi Gencar Memburu Pelaku Penipuan!

RAKYATBENGKULU.COM - Satreskrim Polres Kaur terus mendalami kasus penipuan dengan modus uang mainan yang terjadi di Pasar Inpres Bintuhan. 

Kejadian ini telah beberapa kali dilaporkan, dan polisi kini berfokus mengidentifikasi pelaku yang diduga berasal dari luar Kabupaten Kaur.

BACA JUGA:Angka Pengangguran di Rejang Lebong Turun Drastis ke 2,43% pada 2024: Sukses Kolaborasi Pemerintah dan Masyara

BACA JUGA:Festival Durian II di Padang Ulak Tanding: Selebrasi Varietas Durian Lokal yang Unik dan Unggul

“Untuk sementara, kita masih melakukan pendalaman. Identitas pelaku ini belum kita dapatkan,” ujar Kapolres Kaur, AKBP Yuriko Fernanda, SH, S.IK, MH, melalui Kasat Reskrim AKP Todo Rio Tambunan, S.Th, M.Th, dikutip dari KORANRB.ID.

Menurutnya, pelaku tidak menggunakan bahasa daerah Kaur saat melancarkan aksinya. Mereka fasih berbicara untuk mengelabui korban, yang sebagian besar adalah ibu-ibu dengan perhiasan mencolok. 

Polisi menduga pelaku merupakan bagian dari sindikat yang beroperasi di pasar-pasar di berbagai wilayah, termasuk di luar Kabupaten Kaur.

BACA JUGA:Target PAD Kabupaten Lebong 2025 Capai Rp 79 Miliar, Realisasi 2024 Baru Rp 49 Miliar

BACA JUGA:17 Puskesmas di Mukomuko Akan Tambah Dokter Umum demi Pelayanan Maksimal

“Saya yakin mereka ini sudah berpengalaman, dan terus berpindah-pindah dalam melancarkan aksinya,” ungkap AKP Todo Rio Tambunan.

Pada 17 Januari lalu, seorang pedagang keripik di Pasar Inpres Bintuhan, Tri Mandalena, menjadi korban penipuan. 

Dua pelaku menggunakan modus memberikan amplop berisi uang mainan dan menjanjikan bantuan dari Dinas Sosial berupa beras dan kompor gas. 

Akibat kejadian ini, korban kehilangan perhiasan berupa gelang dan cincin emas dengan kerugian mencapai jutaan rupiah.

BACA JUGA:Manfaat Susu Almond untuk Tubuh, Pilihan Sehat untuk Gaya Hidup Modern

BACA JUGA:Awas! 8 Kebiasaan ini Membuat Ayah Sulit Dekat dengan Anak Laki-Lakinya

Polisi mengimbau masyarakat, terutama ibu-ibu yang sering beraktivitas di luar rumah, untuk tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan. Langkah ini penting untuk mengurangi risiko menjadi target kejahatan.

Sumber: