Awards Disway
HONDA

Petani Sawah Mengeluh, Pupuk Subsidi Langka dan Harga Tak Sesuai HET

Petani Sawah Mengeluh, Pupuk Subsidi Langka dan Harga Tak Sesuai HET

Petani Sawah Mengeluh, Pupuk Subsidi Langka dan Harga Tak Sesuai HET--Bayu/Rakyatbengkulu.com

Ade menyebut, ia membeli pupuk urea seharga Rp 150 ribu per sak (50 kg), atau sekitar Rp 3.000 per kilogram. 

Sedangkan pupuk NPK Phonska ia beli seharga Rp 160 ribu per sak, atau Rp 3.200 per kilogram. Padahal HET-nya hanya Rp 2.250 untuk urea dan Rp 2.300 untuk NPK Phonska.

“Kalau harga pupuk urea ini Rp 150 ribu per sak, untuk pupuk NPK phonska di harga Rp 160 ribu per sak,” jelasnya.

Kondisi ini semakin memperparah tekanan ekonomi petani. 

Ade merinci bahwa dalam satu musim tanam padi, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 8 juta hingga Rp 10 juta. 

BACA JUGA:Pemdes Air Dikit Salurkan BLT Dana Desa Tahap Pertama 2025 ke 29 KPM

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Pembebasan Lahan Rp11 Miliar, Kejari Seluma Tetapkan 8 Tersangka Termasuk Eks Bupati

Sementara hasil bersih yang diperoleh hanya berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta dalam tiga bulan masa tanam.

“Modal untuk tanam padi ini dari awal sampai panen itu habis di angka Rp 8 juta hingga Rp 10 juta, dengan masa tanam 3 bulan, untuk hasil bersihnya yang saya terima itu paling Rp 2 juta hingga Rp 3 juta,” ungkapnya.

Ia juga menyebut pernah menjual gabah ke pengepul dengan harga tertinggi Rp 5.500 per kilogram. 

Namun kini ia mendengar adanya harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram, meski belum tahu cara menyalurkannya.

“Informasinya Rp 6.500 per kilogram untuk harga jual gabah padi ini, tapi saya belum tau bagaimana menjualnya apakah nanti Bulog datang kesini atau bagaimana itu saya belum tau,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait