Hari Pahlawan 10 November 2023, Mengenang Perjuangan Kolonel Zakaria Kamidan, PRRI dan Cinta Tante Dee
Sosok Kolonel Zakaria Kamidan dan istri Helda Augustina akrab disapa Om Jack dan Tante Dee.--dok/rb
BACA JUGA:Pesona Pantai Tapak Balai Bengkulu Utara Nan Eksotis, Mirip Tanah Lot di Bali
Misinya menyerang markas Jepang di Pesanggerahan (lokasinya sekarang menjadi GOR Curup) untuk membebaskan seorang TKR (Tentara Keamanan Rakyat) bernama Bakaruddin Tuib yang ditawan Jepang.
BACA JUGA:Jangan Menikahi Laki-Laki Miskin Agama, Tidak Punya Adab, Juga Temperamen
Dimata para pejuang, penahanan Bakaruddin Tuib ini merupakan soal harga diri sebagai bangsa yang berdaulat, penahanan ini menunjukkan fihak Jepang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA:Arti Kode dari Oli Mesin yang Harus Kamu Ketahui, Agar Tidak Salah Pilih
Ditengah gencarnya suara tembak-menembak antara TKR, laskar BPRI (Barisan Pelopor Rakyat Indonesia), laskar API (Angkatan Pemuda Indonesia) melawan tentara Jepang. Dengan gerakan senyap, Zakaria Kamidan dan dua orang anak buahnya menyelinap menuju ke sebuah ruangan kecil di Pesanggerahan. Tiga serdadu Jepang menghadang dengan sangkur terhunus, tapi sungguh malang, ketiganya rebah, darahnya menggenangi lantai.
BACA JUGA:Jelang HUT ke-55 Provinsi Bengkulu, Pemprov Terima 2 Sertifikat Kelembagaan dari LAN RI
Ketiganya nyaris bernasib sama, leher terkoyak dan ususnya terburai oleh senjata kerambit Bengkulu yang sengaja dibawa oleh Zakaria Kamidan dan dua prajuritnya. Ditangan ahlinya, kerambit merupakan senjata mematikan untuk pertarungan jarak dekat.
BACA JUGA:Pantas Benci Yahudi, Sekarang Dunia Tahu Mengapa Hitler Bantai Yahudi
Senjata kerambit ukurannya kecil, melengkung mirip kuku harimau, merupakan senjata andalan pejuang waktu itu selain sewar, keris dan pedang (lihat M.Z. Ranni, Perlawanan Terhadap Penjajahan dan Perjuangan Menegakkan Kemerdekaan Indonesia di Bumi Bengkulu, Balai Pustaka,1990, hal. 68).
BACA JUGA:Yuk Ajak Buah Hatimu Renang Gratis di Sungai, Tubuh Menjadi Lebih Bugar, Sekaligus Rekreasi
Praktis, pistol Nambu 94 buatan Jepang yang terselip dipinggang Zakaria Kamidan tidak terpakai. Namun operasi pembebasan tawanan berhasil dengan gemilang.
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp454 Juta, Mantan Direktur PDAM Rejang Lebong Ditahan Jaksa
"Kami bertiga sengaja tidak meletuskan senjata, tujuannya agar Jepang tidak mengetahui kalau kami sudah berhasil masuk ke Pesanggerahan, biarlah Jepang fokus menghadapi tembakan pasukan TKR dan laskar yang berada diluar", ujar Zakaria Kamidan berkisah pada Victoria Dinata dan Azwar cucunya disuatu sore pertengahan Agustus 1992.
BACA JUGA:4 Kecamatan di Bengkulu Berstatus Tertinggal dan 41 Kecamatan Berstatus Maju: Cek Wilayahmu di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: