HONDA

Dirikan Klab Nadeshiko, Galang Dana untuk Mendirikan RS di Jakarta, Sayangnya Rencana Gagal

Dirikan Klab Nadeshiko, Galang Dana untuk Mendirikan RS di Jakarta, Sayangnya Rencana Gagal

Dirikan Klab Nadeshiko, Galang Dana untuk Mendirikan RS di Jakarta, Sayangnya Rencana Gagal --Facebook.Com/Andy Abbas//

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Menjadi istri Presiden Soekarno membuat nama Ratna Sari Dewi ataua Dewi Soekarno menjadi perbincangan. Dewi Seokarno dalam sekejap menjadi orang yang paling berpengaruh di Indonesia.

Bahkan Dewi Seokarno kemudian berkoordinasi dengan tokoh masyarakat yang berkewarganegaraan Jepang membentik Klab Nadeshiko. Kelompok ini berencana mendirikan RS gawat darurat di Jakarta.

BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024 Dimulai, Ini Jadwal Pemenuhan Persyaratan Dukungan bagi Calon Perseorangan

Kelompok yang beranggotakan 40 - 50 orang ini kemudian menggalang dana. Bahkan Dewi Soekarno berupaya mengumpulkan dana dari pejabat Jepang yang dikenalnya. Lantaran misi ini Dewi Soekarno sering bolak balik Indonesia - Jepang.

Dewi Soekarno memanfaatkan momen kunjungan Birokrat Jepang, Kawashima pada April 1965 ke Jakarta.

BACA JUGA:Pelita Air dan Pertamina Foundation Kolaborasi untuk Mendorong Pariwisata Berkelanjutan

Kawashima sendiri berkunjung mewakili Pemerintah Jepang untuk peringatan 10 tahun Konferensi Asia - Afrika di Bandung pada April 1965.

Saat itu Kawashima juga datang dalam rangka misi ekonomi. Sehingga muncul kesepakatan antara dia dengan Presiden Soekarno untuk kredit sebesar $ 1.350.000 untuk membangun rumah sakit yang diinginkan Dewi Soekarno

BACA JUGA:Pertamina Berkolaborasi dengan Perusahaan Korsel untuk Pengembangan Rig-to-CCS

Pada tahun 1966 Dewi Soekarno terbang ke Jepang bersama Menteri Syarif Thayeb, guna melobi Perdana Menteri Sato.

Dewi Soekarno minta PM Sato menyisihkan sebagian dana rampasan perang untuk pembangunann rumah sakitnya. 

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Usul Tambahan Kuota LPG 3 Kg, Tunggu Konfirmasi Pemprov Bengkulu

PM Satu saat itu setuju dengan rencana Dewi Soekarno dan memberikan dana $ 3,3 juta. Saat itu dilakukan penandatanganan MoU antara PM Sato, Kajima, Direktur Utama Perusahaan Konstruksi Kajima dan Ketua Asosiasi Jepang - Indonesia.

Sayangnya walaupun uang yang dibutuhkan untuk membangun rumah sakit sudah terkumpul, keinginan mendirikan rumah sakit tidak terwujud alias gagal. Ini terjadi karena kisruh politik yang terjadi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: