HONDA

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'--Foto Radar Bengkulu/DOK/RB

Sehingga, ada beberapa nilai siswa yang tidak sesuai dengan aslinya. Dirinya mengaku, kesalahan seperti baru terjadi di tahun ini saja. 

“Saya juga mengaku ada kesalahan dari sekolah. Yang jelas kami sudah mencoba untuk memperbaiki. Yang jelas di Aplikasi (PDSS, red) sudah tidak bisa diperbaiki lagi,” kata Eka, saat dikonfirmasi KORANRB.ID, Kamis, 29 Februari 2024. 

BACA JUGA:BSI OTO, Fasilitas Pembiayaan Kepemilikan Mobil dan Motor, Dapatkan Margin Spesial di Sini

BACA JUGA:Pembiayaan Mobil di Promo Milad BSI OTO 2024 Berhadiah 3 Paket Umroh, Simak Periode Programnya

Diterangkan Eka, sistem PDSS itu saat ini sudah terkunci, sehingga nilai murid yang sudah terupload itu tidak bisa diperbaiki lagi. 

“Bukan kita (SMAN 5 Bengkulu, red) saja ada kesalahan seperti ini. Ada sekitar 56 sekolah (Memiliki kesalahan sama, red)di Provinsi Bengkulu,” ujarnya. 

Sangat disayangkan, Eka hanya mengatakan saat ini sistem PDSS itu sudah dikunci oleh sistem. Namun, dirinya tidak bisa menjelaskan kapan sistem PDSS ini terkunci otomatis, yang membuat kesalahan-kesalahan yang ada di sistem PDSS ini tidak bisa lagi diperbaiki. 

“Wah tanggal berapa, ya. Saya lupa tanggalnya (Penuntupan sistem PDSS, red). Yang jelas di Bulan ini (Februari, red),” ucapnya. 

BACA JUGA:Pasar Perbankan Syariah Masih Besar, BSI Targetkan Peningkatan 2-3 Juta Nasabah per Tahun

BACA JUGA:Rumah Impian Bersama BSI Griya, Dapatkan Harga Spesial Milad ke-3 Bank Syariah Indonesia

Dengan adanya kesalahan yang dilakukan pihak SMAN 5 Bengkulu, Eka mengaku hal itu tidak akan mempengaruhi kesempatan murid untuk mendapatkan universitas unggulan. 

Namun, dia menyebutkan ketentuan diterima tidaknya murid di universitas yang diinginkan, dilihat dari nilai bukan pada perangkingan. 

“Penentuan diterima tidaknya itu karena nilai, bukan rangking,” pungkasnya.**

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: