Bendungan Era Kolonial Belanda, Tidak Membuat Indonesia 'Bebas' dari Masa Paceklik
Bendungan Air Nipis di Desa Palak Bengkerung Kecamatan Air Nipis yang berfungsi mengairi sawah warga.--dok/rb
BACA JUGA:5 Rekomendasi Smart TV Terbaik 2023 yang Memiliki Layar Besar
Tidak hanya di Bengkulu, pembangunan bendungan Era penjajahan kolonial Belanda juga berlangsung di luar Bengkulu dan pulau Sumatera. Di antaranya, Bendungan Simongan yang lebih terkenal dengan sebutan warga Kota Semarang yaitu Bendungan Pleret.
BACA JUGA:Honda Bikers Day 2023, Sarana untuk Mendukung Pertumbuhan UMKM
Bendungan yang letaknya di Kecamatan Semarang Barat ini sudah berusia lebih dari 140 tahun. Bendungan ini sangat berarti bagi petani padi sawah di wilayah Semarang Barat tersebut.
BACA JUGA:Promo Menarik Boombastis 10.10, Pembelian Motor Honda Makin Hemat!
Bahkan, informasi yang dihimpun rakyatbengkulu.com dari berbagai sumber menyebutkan bendungan Pleret sudah aktif sejak tahun 1879. Bendungan ini memanfaatkan aliran sungai Kali Garang. Mengacu pada pembangunannya, maka saat ini bendungan ini sudah berusia sekitar 144 tahun.
BACA JUGA:Kejari Rejang Lebong Tunggu Berkas Kasus Dugaan Korupsi PDAM P21 dari Polres
Selain itu, bendungan yang dibangun era kolonial Belanda juga ada di Jawa Tengah. Yakni bendungan Wilalung di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hingga saat ini bendungan ini masih berdiri kokoh hingga sekarang. Pembangunan bendungan Wilalung dengan 11 pintu air itu sudah sejak tahun 1918.**
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: