HONDA

Wabah Penyakit Ngorok Serang Sapi dan Kerbau di Bengkulu, 60 Ternak Mati dan 1.000 Dosis Vaksin Disalurkan

Wabah Penyakit Ngorok Serang Sapi dan Kerbau di Bengkulu, 60 Ternak Mati dan 1.000 Dosis Vaksin Disalurkan

Wabah Penyakit Ngorok Serang Sapi dan Kerbau di Bengkulu, 60 Ternak Mati dan 1.000 Dosis Vaksin Disalurkan--Dok/KORANRB.ID

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pemerintah bergerak cepat menangani wabah Septicaemia Epizootica di Bengkulu yang telah merenggut puluhan ternak dan mengancam perekonomian peternak.

Sembilan ekor sapi di Kota Bengkulu dikonfirmasi terjangkit wabah Septicaemia Epizootica (SE) atau yang dikenal sebagai penyakit Ngorok, yang juga menyerang kerbau dan ternak lain di wilayah ini.

Dikutip KORANRB.ID Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu, drh. Henny Kusuma Dewi menyatakan bahwa sapi-sapi yang terjangkit sudah mendapatkan perawatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

“Bakteri ngorok juga sudah sampai di Kota Bengkulu, terbaru terdapat sembilan sapi yang positif terjangkit bakteri ngorok," jelas Henny.

BACA JUGA:3 Tersangka Kasus Korupsi Proyek Rumah Aren Rejang Lebong Segera Diadili, Ini Jadwal Sidang Perdananya

BACA JUGA:Mahasiswa Nonaktif UMB Ditemukan Tewas Gantung Diri, Tinggalkan Serangkaian Pertanda Sebelum Kejadian

Salah satu sapi yang terinfeksi berasal dari daerah dengan riwayat kasus serupa, yang menunjukkan kemungkinan penyebaran melalui perpindahan ternak dari daerah yang terjangkit.

Septicaemia Epizootica, atau Haemorrhagic septicaemia (HS), disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida dan merupakan penyakit menular yang sangat cepat menyebar pada sapi dan kerbau.

Meski penyakit ini tidak berbahaya bagi manusia, DKPP Kota Bengkulu mengimbau peternak agar waspada saat membeli ternak, terutama dari luar daerah, dan memastikan bahwa ternak tersebut bebas dari infeksi.

“Saat ini sapi yang terjangkit sudah kita lakukan penanganan dengan baik,” ujar Henny.

BACA JUGA:Dana BOS, DAK, hingga Tunjangan Guru: Rincian Penggunaan Rp1,55 Triliun untuk Purbalingga

BACA JUGA:Dana APBN Rp2,14 Triliun Mengalir ke Pemalang, Apa Saja Penggunaannya?

Ia juga meminta peternak mengenali tanda-tanda awal seperti tubuh lemas, suhu tinggi, gemetar, mata berair, dan nafsu makan menurun sebagai indikasi kemungkinan infeksi.

Untuk mencegah wabah ini meluas, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menyalurkan 1.000 dosis vaksin SE ke beberapa kabupaten yang paling terdampak, termasuk Bengkulu Selatan dan Kaur, di mana infeksi ini telah menyebabkan kematian 50 ekor kerbau di Bengkulu Selatan dan 10 ekor sapi di Kabupaten Kaur.

“Kita mendapatkan 1.000 dosis vaksin SE dan sudah kita alokasikan ke kabupaten, khususnya di Bengkulu Selatan dan Kaur,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi.

Syarkawi menyatakan bahwa wabah Ngorok sangat cepat menular di antara ternak, yang berdampak signifikan pada perekonomian peternak setempat.

BACA JUGA:APBN Alokasikan Rp1,62 Triliun untuk Pembangunan Pekalongan di Tahun 2025

BACA JUGA:Anggaran APBD Pati Membengkak Rp2,16 Triliun Berkat APBN

Selain mengoptimalkan vaksinasi, Syarkawi juga mengimbau peternak untuk membatasi mobilitas ternak, terutama di wilayah rawan, guna mencegah penyebaran penyakit.

"Dengan upaya ini, diharapkan di daerah lainnya tidak terjadi penularan dalam jumlah yang signifikan," ujarnya.

Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini diduga menjadi faktor peningkatan kasus wabah Ngorok di Bengkulu, yang merupakan salah satu penyakit endemik di wilayah ini.

“Untuk saat ini kita belum tahu penyebab pastinya, mungkin perubahan musim yang terlalu ekstrem, sehingga terjadi peningkatan kasus dan jumlahnya meningkat,” tambah Syarkawi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: