Pada saat berada di Bengkulu, Soekarno sudah memiliki istri, Inggit Garnasih yang dinikahi pada tahun 1923.
Di tengah hubungan jarak yang jauh antara Soekarno dan Inggit, sehingga hadirlah sosok Fatmawati.
Bung Karno berjumpa dengan Fatmawati pada saat putri tokoh Muhammadiyah itu berusia belasan tahun.
Perbedaan usia dan status tidaklah menjadi penghalang niat Soekarno untuk meminang Fatmawati.
Belum terlaksana keinginan tersebut, tetapi terjadi gejolak perjuangan. Pada tahun 1942, Perang Dunia II pecah, Belanda kocar-kacir.
Dan Jepang datang serta mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia. Saat itu Soekarno dijemput dari Bengkulu menuju ke Jakarta.
Sebelum waktu bertolak kembali ke Jakarta, Soekarno berpesan kepada ayah Fatmawati, Hasan Din untuk tidak menerima lamaran dari pria manapun kecuali dari Soekarno sendiri.
Soekarno berkata jika Fatmawati adalah takdir cintanya dan dirinya akan mempersunting Fatmawati menjelang hari kemerdekaan.
Dan setahun kemudian, Soekarno dan Fatmawati menikah, dengan diwakilkannya kerabat Bung Karno, Opsetter Sardjono.
Baru pada 1 Juni 1943, Fatmawati diantarkan orang tuanya menuju ke Jakarta dan tinggal bersama sang proklamator.
Dan di tahun yang sama, Soekarno langsung menceraikan Inggit karena tidak mau dimadu.
Saat menikah dengan sang proklamator, Fatmawati baru berusia sekitar 20 tahun dan terpaut 22 tahun dari Soekarno.
BACA JUGA:Arus Mudik, Bandara Fatmawati Soekarno Layani 5.623 Penumpang
Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 dan dengan nama asli Fatimah. Ia merupakan keturunan dari bangsawan Kerajaan Indrapura di Mukomuko.