Walaupun memiliki darah bangsawan, pak Hasan Din tidak pernah memanjakan putri-putrinya.
Selain memiliki sifat yang bijaksana dan mengayomi, Fatmawati dikenal sebagai pengagum karya seni.
Pada penampilan tari Fatmawati di Sendratari Poetri Kentjana Boelan, putri pak Hasan Din ini memamerkan kebolehannya menari.
BACA JUGA:Setelah Soekarno, (Rencananya) Presiden Jokowi ke Pagaralam Besok
Kepiawaian menari inilah yang menarik hati Seokarno yang pada saat itu menjadi pembina sanggar.
Setelah menikah dan diboyong ke Jakarta, Fatmawati tinggal bersama dengan sang proklamator yang saat itu tengah disibukkan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Sehingga bersama Fatmawati, Soekarno dikaruniai lima orang anak, yaitu Guruh, Sukmawati, Rachmawati, Megawati, dan Guntur.
Setahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Guntur Soekarnoputra lahir, yang tepatnya 3 November 1944.
BACA JUGA:Machmud Yunus, Soekarno dan Cerita Gerilya
Kebersamaan dengan lahirnya Guntur, perjuangan untuk kemerdekaan semakin bergejolak.
Soekarno terus disibukkan dengan berbagai macam kegiatan terkait penyusunan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dan di tahun 1945, Soekarno memberikan tugas kepada Fatmawati untuk menjahit bendera kebangsaan.
Yaitu menyatukan dua kain berwarna merah dan putih, yang hingga sampai kini kita sebut sebagai bendera pusaka.
BACA JUGA:Pengerjaan Trotoar Pagar Dewa Sampai Bandara Fatmawati Soekarno Disorot Warga
Bendera hasil jahitan Fatmawati itulah, berkibar bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan, pada 17 Agustus 1945.