HONDA

Kutukan Keris Mpu Gandring pada Penguasa Kerajaan Tumapel atau Singasari

Kutukan Keris Mpu Gandring pada Penguasa Kerajaan Tumapel atau Singasari

Pada penguasa Kerajaan Tumapel atau Singasari ada kutukan keris Mpu Gandring. --Foto: YouTube.com/Taksakaseta

Dalam Prasasti Mula Malurung yang dikeluarkan raja Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana, menyebutkan Tohjaya sebagai raja Kediri, bukan raja Tumapel. 

Dalam Hal ini memperkuat kebenaran dari isi catatan didalam Kitab Nagarakertagama. Prasasti tersebut dibuat raja Kertanagara tahun 1255 masehi selaku raja bawahan di Kediri.

Maka catatan yang ditemukan jika raja Kertanagara naik takhta pada tahun 1254 masehi, bisa diperdebatkan.

Mungkin raja Kertanagara menjadi raja muda di Kediri dulu, baru kemudian pada tahun 1268 masehi bertakhta di kerajaan Singasari.

BACA JUGA:20 Raja Telah Berkuasa di Kerajaan Kutai, Merupakan Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Temuan dari prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi Kitab Pararaton yang selama ini dikenal berisi mengenai sejarah kerajaan Tumapel.

Kerajaan Tumapel disebut didirikan oleh Rajasa yang dijuluki Bhatara Siwa, kemudian menaklukkan Kerajaan Kediri. 

Sepeninggal rajanya, kerajaan kemudian terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan Kediri dipimpin Bhatara Parameswara alias Mahisa Wonga Teleng.

Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian selanjutnya Tohjaya. Sementara itu, Raja Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.

Pada Prasasti Mula Malurung juga mencatatkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kerajaan Kediri dipersatukan kembali oleh raja Seminingrat.

BACA JUGA:Ternyata, Banjir Jakarta Telah Terjadi Sejak dari Zaman Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Kediri selanjutnya menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

Pada Kitab Pararaton dan Kitab Nagarakertagama menyebutkan terdapat pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti.

Di dalam kitab Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka, kalau kisah kudeta berdarah di dalam Kitab Pararaton benar-benar terjadi, maka bisa dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini merupakan suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok yang bersaing.

Raja Wisnuwardhana yang merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu keturunan Ken Arok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: